REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Dua gerilyawan Alqaida ditangkap di Filipina berkaitan dengan penculikan pada 2001 atas sekelompok wisatawan, termasuk dua sandera Amerika Serikat, yang dibunuh. Demikian disampaikan pejabat militer, Kamis (13/9).
Anggota kelompok Abu Sayyaf itu ditangkap di pulau selatan, Mindanao, Rabu (12/9) setelah pengejaran 11 tahun terhadap pembunuh misionaris Kristen Martin Burnham dan rekannya, warga negara Amerika Serikat kelahiran Peru Guillermo Sobero.
Komandan militer wilayah Mayor Jenderal Ricardo Rainier Cruz mengatakan, Jojo Imam Pai dan tersangka kedua yang diidentifikasi oleh militer sebagai "Aling" akan diadili atas pembunuhan ganda dan penculikan 20 turis.
Abu Sayyaf menyerang resor pantai pulau Dos Palmas di Filipina barat pada 2001 dan memaksa 20 wisatawan lokal serta asing beserta staf lokalnya ke dalam perahu, dan membawa mereka ke kubu orang-orang bersenjata pulau Basilan.
Sebagian besar sandera akhirnya dibebaskan setelah uang tebusan dibayar, namun para penculik memenggal kepala Sobero dan membawa Burnham serta rekan sesama misionaris Istri Gracia Burnham ke tempat persembunyian lain di pulau Mindanao di dekat Basilan.
Martin Burnham dibunuh para penculik dan istrinya terluka dalam upaya penyelamatan militer Filipina pada tahun 2002. Dalam tahun-tahun berikutnya sebagian besar pemimpin penculikan itu kemudian dibunuh atau dikirim ke penjara dalam serangkaian operasi militer, meskipun perburuan untuk tersangka lainnya terus berlangsung.
Didirikan menggunakan uang modal dari Al Qaida pada 1990-an, Abu Sayyaf disalahkan atas serangan-serangan teror terburuk di negara itu. Itu termasuk pemboman feri pada tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang dan penculikan mematikan yang ditargetkan pada orang asing dan penduduk setempat di selatan.
Sekitar 600 tentara AS telah dirotasi di seluruh Filipina selatan selama satu dekade untuk membantu melatih pasukan setempat dalam mengejar kelompok Abu Sayyaf. Namun Amerika dilarang mengambil bagian dalam pertempuran itu.
Setidaknya lima orang asing - seorang Belanda, seorang warga Swiss, seorang Australia, yang pedagang Malaysia, dan seorang pria Jepang - diyakini masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dan kelompok terlarang lainnya di selatan sejak 2010.