REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demonstrasi di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS), Jakarta, masih berlangsung hingga Senin (17/9) malam WIB. Para pengunjuk rasa yang terdiri dari ratusan ormas Islam menuntut untuk dipertemukan dengan pihak Kedubes AS. Tapi permintaan itu ditolak pihak kepolisian.
Demonstrasi di depan Kantor Kedubes AS di Jakarta hari ini, digelar sebagai ungkapan protes terhadap pemutaran film 'Innocence of Muslims' yang dinilai melecehkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan permintaan massa yang ingin dipertemukan dengan perwakilan AS di Indonesia tidak mungkin dilakukan di tengah situasi yang kacau seperti sekarang.
Saat ini, kata Rikwanto, sistem peningkatan keamanan dari kepolisian merupakan upaya yang efektif untuk meredam gejolak massa. Terkait meredam konflik berkepanjangan, kepolisian belum bisa melakukan mediasi antara kedua belah pihak.
"Untuk saat ini itu tidak mungkin (dilakukan mediasi)," kata Rikwanto kepada ROL, saat mengamankan demonstrasi massa di depan Gedung Kedubes AS, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
Menurut Rikwanto, upaya itu dinilai belum efektif mengingat kejadian-kejadian akibat gejolak massa di sejumlah negara di Timur Tengah. Dikatakannya, upaya mediasi berpotensi menimbulkan konflik yang semakin meruncing, karena kondisi massa yang sedang bergejolak. Kedubes AS, masih kata Rikwanto, saat ini sedang menjadi incaran karena dituding sebagai dalang pembuatan film 'Innocence of Muslims'.
Meski demikian, massa tetap diberikan hak untuk berdemonstrasi menyampaikan aksi protesnya di depan Kedubes AS. Namun, Rikwanto mengimbau agar unjuk rasa itu berlangsung tertib dan damai. Soal pendemo yang memicu bentrok, menurut dia, bakal tetap ditindak. "Itu hanya ulah oknum tertentu," ujarnya.