REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuka agama Buddha mengungkapkan keprihatinan pada peredaran film anti-Islam, 'Innocence of Muslims'. Mereka pun berharap upaya penyelesaian secara damai terhadap kasus itu dapat tercipta.
"Saya sangat prihatin dengan film yang menzalimi agama Islam. Kita harus ikut menyikapinya dan berharap anak bangsa tak terpancing dan menjadikan kondisi lebih kacau," harap Maha Mulia Suhu Duttavira di tengah acara Sippa Dhamma Samajja dan Mahaniti Loka Dhamma Pendidikan Dasar Menengah dan Tinggi Tingkat Nasional, Selasa (18/9).
Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha ini menyadari, meski serangan pihak eksternal menerpa umat Islam, dampaknya bakal berimbas bagi umat beragama lainnya. Pasalnya, kondisi yang tertata kondusif luluh lantak. Masyarakat pun terpecah belah. Sehingga rasa toleransi bakal terkikis pelan-pelan.
"Tanpa masyarakat dan umat beragama lainnya yang membantu kita, umat Buddha tidak bisa menjadi besar di Indonesia. Maka, seharusnya kita saling membantu mewujudkan kedamaian," cetus Suhu Duttavira.
Seperti yang dilakukan pula Walubi yang setiap tahunnya membagi bantuan bagi masyarakat sekitar vihara. Umat Buddha tiap tahun berzakat, serta membagikan beras untuk lingkungan sekitar dan penduduk mayoritas beragama Islam. Jadi, mengentaskan kemiskinan umat, imbuh Duttavira sama dengan mengentaskan kemiskinan sekaligus menumbuhkan rasa toleransi sesama manusia.