REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Virus baru yang berpotensi mematikan dari keluarga yang sama dengan SARS yang ditemukan pada seorang pasien di London pekan ini tampaknya tak menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (28/9).
Dalam keterangan yang diperbarui mengenai virus itu, yang sejauh ini telah menewaskan seorang pria Arab Saudi dan membuat seorang pasien dari Qatar sakit parah, Dinas Kesehatan Inggris menyatakan lembaga tersebut bekerjasama dengan semua mitra internasional guna memahami dengan lebih baik resiko kesehatan masyarakat tersebut.
"Dari keterangan yang tersedia sejauh ini, tampaknya virus baru Corona itu tak bisa dengan mudah menular dari orang ke orang," kata dinas kesehatan tersebut di dalam satu pernyataan.
WHO mengeluarkan siaga global pada Ahad (23/9), dan menyatakan satu virus baru telah menyerang satu warganegara Qatar yang berusia 49 tahun dan baru-baru ini telah berkunjung ke Arab Saudi --tempat satu orang lagi terserang virus yang sama dan telah meninggal.
Orang Qatar itu digambarkan menderita sakit parah pada Selasa (25/9) di satu rumah sakit London. Tak ada kasus baru yang dikonfirmasi mengenai serangan virus tersebut sejak laporan pertama beredar, kata WHO.
Virus baru itu memiliki gejala SARS, atau Sindrom Pernafasan Sangat Akut, virus Corona --yang muncul di China pada 2002 dan menewaskan sebanyak sepersepuluh dari 8.000 orang yang terserang di seluruh dunia.
Kedua pasien tersebut yang sejauh ini telah dikonfirmasi terserang virus baru mengalami gagal ginjal.
"Mengingat beratnya dua kasus yang dikonfirmasi laboratorium, WHO terus memantau keadaan guna menyediakan reaksi, keahlian dan dukungan yang tepat bagi negara anggotanya," demikian pernyataan WHO, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu.
Para ilmuwan dari Pusat Eropa bagi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (ECDC), yang memantau penyakit di Uni Eropa, menyatakan hasil awal virologi dan beda waktu kedua kasus yang dikonfirmasi menunjukkan penularan mungkin telah terjadi dari hewan. Penyakit semacam itu dikenal sebagai "zoonoses".
"Itu sangat mungkin berasal dari hewan dan berbeda dalam prilaku dengan SARS," tulis para ilmuwan tersebut di dalam stuadi "hubungan cepat" di jurnal daring Eurosurveillance.
Ketika ditanya mengenai penularan dan kemungkinan penyebaran hewan ke manusia, Juru Bicara WHO Glenn Thomas mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.