REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri AS, Kamis (4/10), menyatakan terkejut oleh serangan yang menewaskan empat personel dan melukai delapan personel pasukan pemelihara perdamaian PBB di Afrika (UNAMID) di wilayah Darfur Barat, Sudan, awal pekan ini.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan pemerintah AS mengutuk penyergapan sejumlah personel UNAMID yang terjadi pada 2 Oktober tersebut. Pemerintah AS menyerukan penyelidikan terkait serangan tersebut serta menyeret mereka yang bertanggungjawab atas kekerasan itu ke pengadilan.
UNAMID, pasukan pemelihara perdamaian terbesar di dunia, digelar oleh PBB dan Uni Afrika di wilayah Sudan barat setelah gerilyawan mengangkat senjata pada 2003. Konflik tersebut telah mengakibatkan ribuan orang tewas.
Kerusuhan di Darfur, yang merupakan tempat paling banyak terdapat pemberontak non-Arab berperang melawan pemerintah Sudan, telah surut dari puncaknya, namun upaya internasional menciptakan perdamaian gagal mengakhiri konflik itu.
Nuland juga mengatakan AS sangat prihatin dengan merosot tajamnya keamanan di Darfur Utara dan di beberapa bagian Sudan yang berdekatan. Ia menyerukan segera diakhirinya kerusuhan tersebut dengan tanpa syarat.