REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menyatakan peristiwa 'penyerbuan' aparat polisi ke gedung KPK, Jumat (5/10) malam sebagai titik balik pemberantasan korupsi.
"Hari ini hari bersejarah bagi pemberantasan korupsi di negeri kita, kita tahu bahwa agenda pemberantasan korupsi mengalami titik balik," ujar Samad kepada para aktivis pendukung anti-korupsi yang berkumpul di depan gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/6) dini hari WIB.
Hal ini disampaikan Samad terkait penjemputan paksa Polri kepada seorang penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan, Jumat malam tadi.
Menurutnya, kedatangan sekumpulan orang orang atau sejumlah oknum ke KPK tersebut bertujuan untuk menghabisi KPK secara perlahan. Karena itu dirinya mengajak masyarakat untuk bersatu melawan segala upaya untuk melemahkan pemberantasan korupsi di tanah air.
"Saya mengajak teman teman untuk bersatu padu bersama sama melawan kezaliman, melawan orang yang akan menghancurkan KPK," ungkap Samad.
Para aktivis antikorupsi, sampai berita ini diturunkan, terus berdatangan ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyusul kabar penjemputan paksa sejumlah penyidik KPK oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Beberapa aktivis mengaku dikabari oleh pesan berantai yang disampaikan lewat media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Ratusan aktivis dari berbagai elemen, termasuk mahasiswa dan tokoh top masyarakat seperti Anies Baswedan, masih bertahan di gedung KPK.
Mereka menyuarakan penentangannya atas upaya Polri menarik paksa penyidik polisi yang ditugaskan di KPK yang disebut oleh banyak aktivis sebagai upaya memperlemah KPK.
"Saya melihat seluruh rakyat mengambil posisi untuk mendukung KPK, untuk memastikan tidak diperlemah, bukan malah diperlemah," kata Anies Baswedan.