REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran satu kompi atau seratus orang anggota Polri yang mengepung KPK, dinilai sangat membahayakan negara. Sebab, Kapolri Jenderal Timur Pradopo tidak mengakui telah mengerahkan mereka untuk menangkap penyidik KPK Kompol Novel Baswedan.
Dengan begitu, pasukan Polri itu bisa dinilai liar. "Lantas, siapa yang bertanggung jawab atas (pergerakan) mereka? Ini berbahaya bagi negara," kata Effendi Ghazali, salah satu tokoh aktivis antikorupsi, dalam wawancara dengan salah satu televisi nasional, Sabtu (6/10) dini hari, di depan Gedung KPK.
Ia juga mempertanyakan, sebenarnya seberapa jauh Kapolri tahu, apakah telah berusaha mencegahnya, atau bahkan membiarkannya. Pertanyaan serupa diajukan untuk Presiden SBY.
"Presiden selalu menyatakan bahwa dirinya berdiri di depan dalam pemberantasan korupsi, tapi sepertinya hanya pencitraan," kata Ghazali.