REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hikmahanto Juwana, pakar hukum Universitas Indonesia yang juga mantan Anggota Tim 8, mengatakan upaya pencidukan Kompol Novel tadi malam (5/10) telah membawa institusi itu dijauhi oleh publik.
Tidak hanya itu, upaya tersebut juga dinilai tidak memiliki sensitifitas pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Bahkan pimpinan Polri tidak memiliki sensitifitas pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah dihadang oleh banyak masalah," kata Hikmahanto.
Ia mengatakan, seharusnya pimpinan Polri tidak menambah pekerjaan Presiden SBY tetapi justru meringankan beban beliau.
Publik juga paham mereka tidak bermusuhan dengan Polri sebagai institusi karena institusi Polri sampai kiamat akan tetap eksis dan dibutuhkan untuk ketertiban, katanya.
"Saat ini yang dilawan publik adalah pengambil kebijakan di tubuh Polri yang tidak sejalan dengan pemberantasan korupsi dan justru melakukan pelemahan. Bahkan publik menduga ada upaya untuk melindungi individu-individu tertentu di tubuh Polri," kata Hikmahanto.
Saat ini Presiden harus segera mengambil sikap terhadap sejumlah pimpinan Polri berikut kebijakannya sebelum terjadi eskalasi kemarahan publik.