Rabu 10 Oct 2012 18:23 WIB

Integrasi Ilmu Agama dan Umum Diperlukan

Rep: M Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Ilmu pengetahuan (ilustrasi).
Foto: wordpress.com
Ilmu pengetahuan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum menjadi hal yang sangat diperlukan. Dikotomi terhadap keduanya sebaiknya dihindari.

''Integrasi ilmu merupakan keniscayaan yang perlu dicapai dari kajian perbandingan antar ilmu-ilmu itu, misalnya antara yang dikenal dengan ilmu agama dan ilmu umum,'' kata guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, Ahmad Sukardja, dalam menyambut acara syukuran purnabakti usia 70 tahun dirinya di Jakarta, Selasa (9/10) malam.

Sukardja menjelaskan, sumber ilmu yang dikenal manusia saat ini dikelompokkan pada dua sumber, vertikal dan horisontal. Sumber ilmu vertikal adalah wahyu Tuhan. Sementara sumber ilmu horizontal adalah manusia dan lingkungannya.

''Dalam hal ini, kitab suci merupakan himpunan wahyu atau firman Tuhan. Dari sinilah dapat diketahui dan dikembangkan berbagai macam dan cabang ilmu (umum),'' kata mantan direktur pasca sarjana Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) ini.

Ia berharap, adanya integrasi ilmu ini akan mampu menumbuhkan sikap positif. ''Dalam hal ini bagaimana menghargai secara proporsional terhadap ilmu yang bersumber dari vertikal maupun horisontal.''

Harapan lainnya, Sukardja mengaku, adanya integrasi ilmu ini akan bisa mengikis dan menghapus sikap fobia terhadap segala sesuatu yang berasal dari sumber vertikal. ''Begitu juga, integrasi ilmu ini diharapkan bisa memusnahkan sikap 'mengkafirkan' ilmu, nilai dan hukum yang bersumber dari horisontal,'' ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement