REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Mesi tak lagi "batuk-batuk" seperti sebulan lalu, Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di perairan Selat Sunda masih berstatus waspada dan belum ada penurunan status.. Para pelancong dan nelayan pun masih belum diperkenankan mendekat apalagi menginjakkan kaki di gunung yang pernah meletus tahun 1883 silam.
Andi Suwardi, kepala Pos Pemantau GAK yang berada di Desa Pancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, mengatakan sudah hampir sebulan ini letusan GAk sudah tidak terjadi lagi, namun kegempaan vulkanik masih terdeteksi meski frekunsinya tidak signifikan.
"Status GAK masih waspada, belum diturunkan meski sudah tidak ada letusan lagi," kata Andi Suwardi kepada Republika di Kalianda, Lampung Selatan, Jumat (12/10).
Ia mengatakan larangan mendekati dan menginjakkan kaki di GAK masih berlaku dalam radius 1,5 hingga dua kilometer. Menurut dia, larangan ini sangat penting diperhatikan para wisatawan, nelayan, termasuk petugas, untuk mengantisipasi kekhawatiran gas belerang yang dapat merusak pernapasan manusia.
Para wisatawan lokal dan asing, pada ajang Festival Krakatau ke-22 tahun 2012 ini, terpaksa tidak dapat lagi merapat ke GAK, karena ada larangan mendekat jarak radius 1,5 hingga dua kilometer. "Kami hanya bisa menyaksikan GAK dari jauh di atas kapal," kata Sutarman, warga Bandar Lampung, Kamis (11/10).