REPUBLIKA.CO.ID, OSLO--Muncul berbagai pendapat setelah Norwegia memutuskan untuk menyerahkan Nobel Perdamaian 2012 kepada Uni Eropa. Itu memang adalah pertama kali dalam sejarah, sebuah komunitas negara-negara regional meraih penghargaan prestisius tersebut
Mantan Presiden Prancis, Valery Giscard d'Estaing adalah salah satu yang bersuara. Kepada Reuters dia menyatakan senang dengan penghargaan tersebut. Dia juga memiliki harapan yang sama dengan Ketua Komite Thorbjoern Jagland yakni nobel dapat mendorong kelompok itu mencapai dan mempertahankan capaian yang telah diraih. Atau menjadi kenang-kenangan pahit apabila perserikatan itu bubar
"Ini upaya luar biasa yang telah dicapai oleh Eropa dan para pemimpin mereka," kata dia.
Namun komite lupa dengan semangat perdamaian yang dimaksud oleh Alferd Noble. Penghargaan ini semestinya menjadi anugerah bagi insan yang paling giat dalam mendirikan pergerakan perdamaian, atau berusaha melenyapkan peperangan. Anugerah kali ini sangat mengejutkan, apalagi melihat riwayat sejarah yang mematikan di benua tersebut.
Internasional tidak mungkin lupa dengan pelanggaran keji yang terjadi dikawasan Eropa Timur. Komunitas muslim juga tidak lupa dengan tragedi kemanusian Srebrenica pada 1992 - 1995. Konspirasi penggulingan Moammar Gadafi, Operasi Artemis di Kongo. Dan tentu UE menguasai transaksi senjata global.
Suara mencibir pun keluar dari kalangan tokoh Eropa sendiri. "Jika ini adalah definisi perdamaian mereka (Komite Norwegia) membutuhkan kamus baru." celetuk anggota parlemen UE, dari partai independen Inggris, Marta Anreasen, seperti dikutip the Guardian, Jumat (12/10).
Krisis keuangan yang menghantam benua itu juga salah satu alasan munculnya pandangan bertentangan. "Ini untuk menunjukkan Komite Norwegia benar-benar memiliki selara humor." kata Nigel Farage, Ketua Fraksi Indenpenden di Parlemen UE (MEPs).
Farage meminta manusia untuk membuka mata, dengan melihat kekerasan yang semakin meningkat di kawasan Erppa. Dalam ukipmeps.org, dia mengatakan perpecahan dalam kawasan semakin membawa negara-negara anggota kedalam kebangkrutan, dan kehinaan. Ada segudang poin cacat, ujarnya, mengapa UE tidak layak mendapatkan anugerah tersebut