REPUBLIKA.CO.ID, NOUAKCHOTT -- Presiden Mauritania, Mohamed Ould Abdel Aziz, akan diterbangkan ke luar negeri untuk menjalani perawatan, Ahad (14/10). Hal tersebut menyusul insiden penembakan presiden oleh militer patroli.
Sumber kepresidenan mengatakan, presiden akan dirawat ke luar negeri untuk mendapat perawatan tambahan. Meski demikian, jubir kepresidenan mengatakan luka yang dialami presiden hanyalah luka ringan.
"Hanya luka ringan. Presiden akan ditransfer ke luar negeri untuk perawatan tambahan. Hanya masalah waktu," ujarnya seperti dilansir oleh Reuters.
Menurut sumber medis, presiden mengalami luka di bagian perut. Kemungkinan Abdel Aziz akan diterbangkan ke Prancis. "Presiden terluka di perut, sudah di operasi, kondisinya dalam keadaan stabil," ujarnya.
Abdel Aziz dikenal negara barat sebagai sekutu kunci dalam menangkap Al-Qaidah. Namun menurut jubir kepresidenan, penembakan tak berkait dengan hal itu. Ketidaksengajaan itu datang dari patroli militer yang menembak konvoi presiden.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz ditembak satuan militer patroli pada saat melakukan konvoi kepresidenan. Terluka, Presiden pun segera dilarika ke rumah sakit militer di Nouakchott, ibu Kota Mauritania.