REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH, TEPI BARAT -- Di dalam komentar yang diperkirakan bisa mengendalikan kampanye pemilihan umum (Pemilu) di Israel, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Ahad (14/10), mengatakan ia dan Ehud Olmert berada "dua bulan" dari kesepakatan perdamaian sebelum Olmert harus mengundurkan diri sebagai perdana menteri Israel.
Sementara Olmert belakangan telah terbebas dari beberapa tuduhan korupsi dan mempertimbangkan untuk menantang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pemilihan anggota parlemen 22 Januari, para pendukung telah menyoroti upaya Olmert untuk mewujudkan perdamaian dengan Abbas dalam perundingan yang belakangan macet total di bawah pemerintah koalisi sayap-kanan Netanyahu.
Ketika berbicara kepada politisi Israel di Tepi Barat Sungai Jordan, Abbas mengatakan, "Saya bekerja keras bersama Olmert. Sayangnya, ia tiba-tiba mundur. Kami membahas perbatasan, pertukaran wilayah dan bertukar peta. Kami sudah dekat dan mencapai banyak pengertian."
Ketika ditanya seberapa dekat kedua pejabat itu ke kesepakatan pada 2008, Abbas --sebagaimana dikutip Xinhua, menjawab dalam bahasa Inggris, "Saya yakin kalau ia terus, dua bulan."
Olmert dan para pejabat lain yang terlibat dalam pembicaraan yang ditaja AS itu telah berbicara mengenai kemajuan, misalnya, penyusunan perbatasan baru untuk memisahkan Israel dari negara baru Palestina. Abbas dan Olmert tentunya masih harus berjuang untuk meyakinkan kubu garis keras di masing-masing pihak agar mendukung rencana perdamaian yang mungkin mereka hasilkan.
Olmert dulu adalah anggota partai Likud, pimpinan Netanyahu, tapi bergabung dengan gerakan tengah, Kadima --yang ia pimpin dari 2006. Pada pertengahan 2008, ia mengumumkan pengunduran diri sehubungan dengan tuduhan korupsi, kendati ia tetap menjadi perdana menteri sementara sampai Netanyahu menang dalam pemilihan anggota parlemen pada awal 2009.
Sebelum Olmert meninggalkan jabatan, Abbas telah menghentikan pembicaraan gara-gara perang yang dilancarkan Olmert di Jalur Gaza pada penghujung 2008, sebagai bagian dari konfrontasi Israel dengan kelompok pesaing Abbas, HAMAS.
Para pembantu Olmert (67) telah mengatakan ia telah mempertimbangkan untuk kembali aktif di dunia politik sejak ia dibebaskan dari sebagian besar tuduhan pada Juli dan menerima pembekuan hukuman penjara --kejadian yang tidak menjadi penghalang hukum bagi dua untuk mencalonkan diri.
Namun Abbas tak sampai mensahkan Olmert, dan menggambarkan pemungutan suara itu adalah "urusan dalam negeri Israel". Palestina ingin mendirikan Negara Palestina Merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Jerusalem timur sebagai ibukotanya. Netanyahu menyerukan pemilihan umum beberapa bulan lebih awal dan jajak pendapat menetapkan dia sebagai unggulan kuat untuk mempertahankan kekuasaan.