REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Raja Kamboja Norodom Sihamoni dan Perdana Menteri Hun Sen Senin pagi meninggalkan Phnom Penh menuju Beijing untuk membawa pulang jenazah Bapak-Raja Norodom Sihanouk yang meninggal pada usia 90 tahun.
Mereka didampingi oleh tiga biksu Budha Kamboja yang dipimpin oleh Noy Chreok, wakil ketiga kepala biksu negara.
Sihanouk meninggal pada pukul 1.20 waktu setempat Senin dini hari karena gangguan jantung di Rumah Sakit Beijing China, kata satu pernyataan yang diumumkan oleh Televisi Nasional Kamboja milik negara Senin.
Bendera negara dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri sebagai tanda berkabung atas kematian Bapak Raja. Norodom Sihanouk lahir pada 31 Oktober 1922.
Dia memerintah Kamboja pada periode 1941-1955 dan lagi dari 1993 sampai pengunduran dirinya secara sukarela pada 7 Oktober 2004 untuk mendukung putranya, Raja Norodom Sihamonim yang berkuasa saat ini.
Dia menderita berbagai bentuk kanker, diabetes dan hipertensi serta telah dirawat oleh para dokter China di Beijing selama bertahun-tahun sebelum kematiannya.
Sihanouk menulis dalam satu surat kerajaan pada Januari 2012 bahwa ia meminta tubuhnya untuk dikremasi bukannya dikuburkan dan abunya akan dimasukkan ke dalam satu wadah, sebaiknya terbuat dari emas, dan ditempatkan di dalam stupa di Istana Kerajaan Kamboja.