REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR, AFGHANISTAN - Pejabat Afghanistan menyatakan serangan udara NATO menewaskan tiga anak saat menyasar gerilyawan Taliban menanam ranjau di jalan di Afghanistan selatan.
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Persekutuan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memastikan serangan udara di kabupaten Nawa, Provinsi Helmand, pada Minggu, dengan menyatakan tiga pejuang tewas dan pihaknya menyelidiki laporan bahwa anak-anak juga tewas.
"Dua penanam ranjau Taliban diketahui dan disasar ISAF dari udara dan tewas," kata kepala polisi kabupaten itu, Ahmad Shah Khan, kepada kantor berita Prancis AFP, Senin (15/10). "Tiga anak-anak, dua laki-laki dan seorang gadis, yang berada di dekat tempat itu mengumpulkan kayu bakar juga tewas," tambah Khan.
Farid Ahmad Farhang, juru bicara polisi Helmand, memastikan kejadian itu dan menyatakan serangan tersebut menewaskan dua pejuang dan tiga anak-anak.
Korban di kalangan rakyat dalam gerakan NATO terhadap pejuang adalah masalah peka dalam hubungan pasukan pimpinan Amerika Serikat itu dengan pemerintah Presiden Hamid Karzai.
Karzai sering marah, dengan alasan bahwa kejadian itu membuat rakyat menentang pemerintahannya di tengah perlawanan gerilyawan Taliban untuk menggulingkannya.
Ribuan warga tewas dalam perang itu setiap tahun, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh pejuang. Pada Juni, ISAF memerintahkan pengakhiran serangan udara atas rumah, kecuali sebagai pilihan terakhir.
Pada bulan itu pula, Panglima ISAF Jenderal Ameria Serikat John Allen terbang ke Provinsi Logar, selatan Kabul, untuk minta maaf atas kematian warga, termasuk perempuan dan anak-anak, akibat serangan udara pasukan sekutu tersebut.
NATO menyatakan serangan itu menyasar pejuang di rumah, tapi pejabat Afghanistan mengatakan 18 warga tewas dalam serangan tersebut. Karzai menyatakan marah dan mempersingkat kunjungannya ke Beijing.
Itu kali kedua dalam satu bulan Allen harus mengakui kematian warga dalam serangan udara, yang merupakan bagian dari persenjataan NATO terhadap perlawanan 10 tahun Taliban. Puluhan, bahkan pernah ratusan, warga kerap berunjukrasa atas kesewenang-wenangan itu.