Senin 15 Oct 2012 20:45 WIB

SBY Ucapkan Belasungkawa untuk Raja Sihanouk

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
Norodom Sihanouk
Norodom Sihanouk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan secara langsung rasa belasungkawa atas wafatnya mantan Raja Kamboja, Norodom Sihanouk.

Ia mengatakan dirinya telah mengirimkan surat kepada Raja Norodom dan juga kepada Perdana Menteri Hun Sen

“Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, saya mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Raja Norodom Sihaouk,” katanya di Kantor Presiden, Senin (15/10).

Rencananya, Presiden SBY pun akan mengucapkan secara langsung ketika akan berkunjung ke negara tersebut untuk agenda Asean Summit dan East Asian Summit pada November mendatang. Apalagi dalam agenda tersebut, ia diundang untuk melakukan kunjungan kenegaraan.

“Kesempatan itu, akan saya gunakan dengan baik sekaligus ucapan bela sungkawa,” katanya.

Ia mengatakan Raja Norodom dikenal olehnya dan rakyat Indonesia sebagai pemimpin yang memiliki andil bagi perjuangan dan kemajuan Kamboja. “Beliau dikenal sebagai negarawan sejati, sebagai pemersatu dan telah berperan di dalam menjaga keutuhan Kamboja dan bahkan dalam upaya memajukan negara tersebut,” katanya.

Presiden SBY juga mengingat Raja Norodom sebagai pelaku sejarah pada masa kemerdekaan Kamboja sekitar tahun 1950-an. Tak hanya itu, ia juga berperan untuk menjaga keutuhan Kamboja ketika negara tersebut mengalami masalah internal di kisaran 1970-an.

Kamboja dan Indonesia pun memiliki hubungan sejarah yang baik. “Raja Norodom sahabat dekat Indonesia. Hubungan pribadi ia dengan Soekarno dan Soeharto serta pimpinan kita terdahulu pun baik sekali. Bagaimana pun beliau ikut memperkokoh hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja,’ katanya.

Untuk diketahui, mantan Raja Kamboja Norodom Sihanouk meninggal dunia di Beijing, China, Senin (15/10), akibat komplikasi penyakit yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir ini. Sihanouk meninggal hanya dua pekan menjelang ulang tahunnya yang ke-90.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement