REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merasa yakin akan mendapatkan sebagian besar suara Nahdatul Ulama (NU). Hal itu mengesampingkan adanya suara-suara massa NU yang beralih ke partai-partai lain.
Ketua DPP PKB, Marwan Ja'far menjelaskan, keyakinan itu didasari atas proses sinergisitas yang dibangun PKB ke masyarakat NU selama ini. Mulai dari tingkat pusat hingga ke tingkat ranting di desa-desa.
"Kalau kita lihat, masih banyak orang NU yang merangkap jadi pengurus PKB. Artinya, kita yakin bisa memegang massa NU, minimal di tingkat struktur. Meski pun di level kultur, kita juga merasa yakin. Karena kalau kultur NU itu kan artinya pesantren dan itu mayoritas PKB. Jadi kita optimis," katanya ketika dihubungi, Selasa (16/10).
Apalagi, jelasnya, jika melihat sejarah pemilu 1999 dan 2004, PKB selalu masuk dalam tiga besar. Baru pada pemilu 2009 suara PKB turun drastis. Alasannya, dikatakan lebih karena dinamika di lingkungan internal.
"Makanya saat ini kita terus merajut kondolidasi dan hubungan PKB yang difasilitasi kelahirannya oleh NU," jelas Ketua Fraksi PKB di DPR tersebut.
Marwan mengakui kalau tak semua orang NU ke PKB. Banyak orang NU yang kemudian maju menjadi caleg dari partai lain. Sehingga ibarat kue besar, maka porsinya akan terpecah-pecah. "Tapi kita yakin sebagian besar ke PKB. Karena itu, kita lakukan sinergiitas NU-PKB," jelas dia.
Apalagi, PKB memiliki cakupan pasar yang loyal. Pada pemilu lalu, kata dia, tanpa melakukan kampanye pun masih ada lima juta orang yang memilih PKB. Apalagi ketika dilakukan dengan konsolidasi maksimal. Atas dasar itu, ia merasa yakin kalau PKB bisa masuk dalam tiga besar pada pemilu mendatang.
"Itu (NU) jadi modal dasar kita di pemilu mendatang. Kita anggap saja banyaknya suara yang ke luar PKB itu sedang kost ke tempat lain. Makanya, yang kost itu kita harapkan akan kembali lagi. Karena, senyaman-nyamannya di tempat kost, akan lebih nyaman di rumah sendiri," pungkas anggota Komisi V DPR tersebut.