REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menyatakan akan mempercepat penarikan pasukan tempur negaranya dari Afghanistan.Menurutnya penarikan tersebut akan "sedikit lebih cepat daripada yang dijadwalkan" dan dapat selesai sebelum akhir Desember.
"Kami mengatakan pada akhir Desember, tapi saya pikir itu bisa terjadi sedikit lebih cepat," kata Fabius saat diwawancarai televisi Perancis BFM, Sabtu (20/10) waktu setempat.
Diplomat Prancis itu menambahkan bahwa "beberapa orang" tetap tinggal di negara itu, bertanggung jawab terutama untuk pemulangan peralatan dan pelatihan tentara Afghanistan. "Tapi tidak ada lagi pasukan tempur," katanya menegaskan.
Prancis bergabung dengan sekutu NATO pada akhir 2001 setelah serangan 11 September terhadap Amerika Serikat untuk menggulingkan Taliban.
Negara ini menjadi penyumbang terbesar kelima bagi Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) NATO, yang akan menarik sebagian besar dari 130.000 tentaranya pada akhir 2014.
Sebelum terpilih pada Mei, Presiden Prancis Francois Hollande berjanji mempercepat penarikan tentara Prancis hingga selesai pada akhir 2012, setahun lebih awal dari rencana awal Paris dan dua tahun sebelum tenggat NATO.
Pada saat ini, sekitar 2.550 tentara Prancis berada di Afghanistan, sementara pada tahun lalu berjumlah 4.000 orang. Prancis kehilangan 88 tentaranya sejak pertama ditugaskan ke negara yang terkoyak perang tersebut.