REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-Kampus Biru Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai menggiatkan gerakan menghafal Alquran dalam Gadjah Mada Menghafal Qur’an (GMMQ). Tekadnya mencetak generasi penghafal Alquran berintelektualitas.
“Program GMQQ ini diharapkan mampu melecut pertumbuhan penghafal Alquran di Indonesia. Kami juga berharap agar kampus-kampus lain di Indonesia termotivasi dengan membuat gerakan yang sama, yaitu gerakan menghafal Alquran,” terang Ketua Jama’ah Shalahuddin UGM Arif Nurhayanto, Senin (22/10).
Berbagai kegiatan keislaman seperti kajian, diskusi, tabligh akbar, dan ragam kajian nantinya gampang dijumpai di UGM. Keseriusan para aktivis lembaga dakwah kampus ini terlihat dari pembentukan Semi Otonom GMMQ pada hari Jumat (19/10) lalu. Badan semi otonom ini memiliki program khusus untuk mewadahi para mahasiswa UGM yang ingin menjadi penghafal Alquran.
“Gebrakan terbaru yang dibuat oleh aktivis dakwah kampus UGM,” terang Arif.
Jama’ah Shalahuddin bertekad mewujudkan nuansa keislaman karena melihat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penghafal Alquran terbanyak di dunia. Jumlah penghafal Alquran sekitar 30 ribuorang. Namun, ujar Arif, jumlah tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
GMMQ ini dilaunching secara resmi oleh Direktur Kemahasiswaan UGM secara simbolik menyerahkan satu buah mushaf Alquran kepada ketua Jama’ah Shalahuddin UGM (Baca: 'UGM Menghafal Alquran Baru Luar Biasa'). Di penghujung acara Doni Saktiawan selaku direktur pelaksana GMMQ mempresentasikan rancangan program dan kurikulum GMMQ.
Dia memaparkan bahwa program utama dari GMMQ adalah Tahfidzul Qur’an yang terdiri dari beberapa pilihan paket. Yaitu paket 30 juz, 8 juz, 4 juz dan One Day One Ayat. Selain itu juga akan diusahakan penyediaan Alquran berstandar Madinah untuk civitas UGM. Doni menyampaikan bahwa program ini gratis bagi mahasiswa UGM alias tidak dipungut biaya.