Senin 22 Oct 2012 11:30 WIB

Desak Miqati Mundur, Aksi Protes Serbu Kantor PM Lebanon

Najib Miqati, PM Lebanon
Foto: Worldnews
Najib Miqati, PM Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelanjutan dari ledakan bom di Beirut, Lebanon, Jumat (19/10), aksi protes dari rakyat Lebanon semakin meluas. Aksi tersebut menuntut Perdana Menteri Najib Miqati. Mereka berusaha menyerbu kantor Perdana Menteri di ibu kota Lebanon, Beirut, Ahad (21/10).

Polisi telah menggunakan gas air mata dalam upaya membubarkan massa yang marah, yang menuntut pengunduran diri perdana menteri dan pemerintah setelah pemboman yang menewaskan delapan orang itu. Salah satu korban ledakan adalah Kepala Departemen Penerangan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon Wissam El Hassan, dan melukai lebih dari 85 orang lagi, kata reporter Xinhua di lokasi.

Selain gas air mata, terdengar juga suara tembakan ke udara oleh polisi, kata beberapa saksi mata, seperti dipantau Antara di Jakarta, Senin (22/10) pagi. Akibat bentrokan dengan polisi, sejumlah pengunjuk rasa cedera.

Pada Sabtu, Najib Miqati telah mengajukan pengunduran diri, setelah pengeboman di Beirut, tapi belakangan membatalkan keputusannya atas permintaan Presiden Michel Suleiman. Ia menjelaskan bahwa Suleiman meminta kerangka waktu agar dia bisa berkonsultasi dengan anggota pemerintah mengenai keputusan pengunduran diri Miqati.

Pengunduran diri perdana menteri itu dilakukan, setelah sidang luar biasa kabinet di Istana Baabda, yang diadakan setelah tewasnya El Hassan. "Ini adalah masalah nasional dan kami sangat ingin memelihara negara ini. Kami tak ingin meninggalkan Lebanon dalam kevakuman," ia menambahkan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement