REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Belasan siswa Sekolah Dasar Negeri Pekiringan Alit 2, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, keracunan makanan ringan yang dijual pedagang keliling di sekitar sekolah itu, kemarin. Puluhan siswa SD tersebut masih mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kajen, karena mengalami muntah-muntah.
Kepala Sekolah SD Negeri Pekiringan Alit 2, Sri Widada, mengungkapkan bahwa kejadian itu bermula usai istirahat pertama, sejumlah siswa mengalami muntah di dalam kelas sehingga mengakibatkan kondisi ruangan sekolah ramai.
Melihat kondisi adanya gejala keracunan pada beberapa siswa, para guru mengambil tindakan dengan memberikan minuman susu, pada beberapa siswa yang muntah tersebut. "Akan tetapi, setelah siswa diberi minum susu, ternyata mereka tetap muntah sehingga kami bawa ke RSUD Kajen," katanya.
Ia mengatakan bahwa keracunan yang menimpa para siswanya diduga karena mereka makan jajanan ringan yang dijual para pedagang keliling pada saat istirahat jam pertama. "Akan tetapi dua jam kemudian, para siswa mengalami gejala pusing dan muntah-muntah. Mereka keracunan makan jajan yang dijual pedagang keliling, bukan berasal dari kantin sekolah," katanya.
Widiastuti (32 tahun), guru kelas 5 SD Negeri Pekiringan Alit 2 mengatakan bahwa saat ini sebanyak sepuluh siswa yang keracunan itu masih dirawat di RSUD Kajen. "Akan tetapi, jika petang nanti mereka sudah tidak pusing dan mual maka siswa tersebut diperbolehkan pulang," katanya.
Amelia (12 tahun), siswa kelas 4, SD Negeri Pekiringan Alit 2 mengatakan bahwa saat istirahat jam pertama, dirinya bersama beberapa teman lainnya membeli jajan jenis macaroni yang berwarna merah kemudian digoreng sendiri, lalu diberi saus. "Usai makan makanan itu beberapa saat kemudian perut terasa mual dan kepala pusing. Saya membeli dua jajanan itu seharga Rp 1.000," katanya.
Dokter IGD RSUD Kajen, Imam Prasetyo mengatakan bahwa kasus keracunan yang menimpa para siswa termasuk kategori keracunan ringan sehingga bisa langsung diatasi. "Sebanyak 10 siswa yang harus masih mendapatkan perawatan medis di RSUD, tetapi yang lainnya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik," katanya.