REPUBLIKA.CO.ID, AL ARISH -- Tiga polisi Mesir tewas ditembak sekawanan pria bersenjata, di utara semenanjung Sinai Kota al Arish, Sabtu (3/11) waktu setempat. Sementara satu polisi kritis.
Reuters melaporkan sejumlah pria bersenjata menembaki mobil polisi di utara, sebelum akhirnya mereka melarikan diri. Kelompok garis keras Muslim dituduh sebagai pihak dibalik penyerangan tersebut, pascameningkatkan serangan kepada pasukan keamanan di perbatasan Israel.
"Penyerang itu mungkin militan yang merupakan kekuatan Mesir," kata sebuah sumber polisi.
"Dua polisi tewas di tempat kejadian pada serangan di pinggiran al-Arish, pusat administrasi Sinai. Sementara satu dari dua orang yang teluka, akhirnya meninggal dunia di rumah sakit, beberapa saat setelah serangan," ucap sumber keamanan dan medis.
Sumber kepolisian mengatakan tudingan kepada kelompok garis keras bukan tanpa dasar. Pasalnya dalam beberapa dekade terakhir kelompok tersebut sudah memburu dan membunuh sedikitnya puluhan penjaga perbatasan. Teranyar pada 5 Agustus lalu, 16 polisi tewas diberondong peluru di perbatasan Sinai.
Gangguan telah menyebar di Sinai sejak Hosni Mubarak digulingkan tahun lalu. Serangan pada 5 Agustus lalu merupakan serangan paling mematikan di Sinai sejak 1973, yaitu perang antara Mesir dengan Israel.
Penyerang itu mendorong Pemerintah Mesir mengirim ratusan pasukan ke Sinai. Mereka membawa tank, kendaraan lapis baja, dan helikopter, dalam operasi bersama dengan polisi untuk menyerang tempat persembunyian gerilyawan. Sejumlah pejuang garis geras ditangkap dan senjata mereka disita.