REPUBLIKA.CO.ID, DIENG -- Candi Bima yang berada di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, akhirnya dipugar. Kepala Bidang Pelestarian dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, Gutomo, membenarkan hal itu.
Dikatakannya, candi tersebut dipugar karena ada rongga sedalam dua meter di bawah candi. ''Bila dibiarkan, rongga ini membahayakan struktur candi,'' katanya, kemarin.
Dalam kesempatan itu, dia juga menepis anggapan pihaknya akan memindahkan bangunan candi ke tempat lain. ''Bangunan candi akan tetap berada di lokasi yang sama. Hanya karena struktur bawahnya harus diperkuat, maka bangunan candi harus dibongkar lebih dulu,'' jelasnya.
Menurutnya, pemugaran candi Bima sebenarnya sudah dilakukan sejak pertengahan September lalu. Setiap hari, sekitar tujuh orang pekerja didampingi arkeolog membongkar candi bagian per bagian, untuk kemudian direkontruksi kembali.
Ketua Pamswakarsa Dieng, Irham Safaat, mengakui, sebelum dilakukan pembongkaran, bangunan Candi Bima memang sudah terlihat miring. Kemiringan bahkan sudah mencapai 15 sentimeter, karena bagian bawah candi mengalami ambles. ''Untung saja pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbalingga, segera melakukan pemugaran. Kalau tidak, tak lama lagi bangunan candi itu pasti runtuh,'' katanya.
Ia mengatakan, lingkungan sekitar candi Bima, sejauh ini memang belum mendukung upaya pelestarian peninggalan Purbakala. Hal ini ditandai dengan lahan sekitar candi yang masih digarap penduduk untuk lahan pertanian kentang, sayuran, dan bunga-bungaan.