REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki musim penghujan, produksi garam petani berhenti. Akibatnya, puluhan ribu petani garam di Kabupaten Cirebon dan Indramayu, menganggur.
“(Karena musim hujan sudah datang), otomatis produksi garam berhenti,” ujar Ketua Asosiasi Petani Garam Kabupaten Cirebon, M Insyaf, kepada ROL, Selasa (6/11).
Insyaf menyebutkan, jumlah petani garam di Kabupaten Cirebon mencapai sekitar 52.000 orang. Mereka merupakan petani penggarap, yang tidak memiliki lahan sendiri. Akibat tidak adanya pengolahan lahan, maka para petani tersebut terpaksa menganggur.
Untuk menyambung hidup, lanjut Insyaf, para petani garam itu beralih profesi mencari pekerjaan lain. Selain menjadi buruh tani, ada pula yang menjadi kuli bangunan ataupun buruh serabutan.
Selain itu, tambah Insyaf, para petani garam pun memenuhi kebutuhan hidupnya dari simpanan hasil produksi musim tanam sebelumnya. Apalagi, kuantitas garam dari hasil produksi musim tanam lalu sangat tinggi.
Insyaf menyebutkan, garam hasil produksi yang ada di tangan petani saat ini masih mencapai sekitar 60.000 ribu ton. Jumlah tersebut, merupakan separuh dari total hasil produksi yang diperoleh petani selama musim tanam 2012.
Sedangkan sisanya, sudah dijual langsung oleh petani untuk memenuhi kebutuhan mereka. ''Jumlah garam yang saat ini masih ada di tangan petani bisa memenuhi 80 persen stok garam Jawa Barat,'' tegas Insyaf.
Namun, Insyaf mengaku, dari segi kualitas, garam petani memiliki kualitas yang kurang bagus. Akibatnya, harga garam petani berada dibawah harga ketentuan pemerintah.