REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Luar Negeri Israel, Selasa (6/11), mengecam pengadilan Mavi Marmara di Turki dan menjulukinya sebagai pertunjukan boneka politik. Agenda sidang di pengadilan itu adalah tuntutan terhadap para mantan komandan pasukan komando Israel karena keterlibatan mereka dalam serangan terhadap armada Mavi Marmara 2010.
"Yang disebut 'pengadilan Marmara' jelas masuk ke dalam kategori 'pengadilan pertunjukan' yang tak memiliki kaitan dengan hukum atau keadilan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor, Selasa, kepada Xinhua, yang dilansir Rabu (7/11) pagi.
"Terdakwa belum bertugas, dipanggil, diberitahu atau diinformasikan mengenai dakwaan yang mereka hadapi atau apa dakwaan terhadap mereka. Juga tak ada sedikitpun upaya untuk mengizinkan 'terdakwa' menerima wakil hukum," kata Palmor.
"Pengadilan Kafkaesque ini bahkan tak memiliki kualitas sebagai prosedur hukum, dan cuma pertunjukan propaganda," katanya. Ia menyimpulkan cara untuk menangani kasus ini ialah melalui dialog dan bukan melalui pertunjukan boneka politik tanpa kredibilitas hukum.
Pada 31 Mei 2010, satu armada kapal laut termasuk Mavi Marmara berusaha menerobos blokade laut Israel atas Jalur Gaza, dengan membawa pegiat internasional. Setelah mengeluarkan peringatan terhadap kapal tersebut saat mendekati wilayah perairan Israel, personel pasukan komando Yahudi menaiki kapal itu dan menembaki pemrotes, sehingga sembilan warganegara Turki tewas.