Kamis 08 Nov 2012 22:28 WIB

Idris Laena Mengaku Lelah Dituding Sebagai Pemeras BUMN

Politisi Golkar Idris Laena (kiri)
Foto: Antara
Politisi Golkar Idris Laena (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar asal daerah pemilihan Provinsi Riau Idris Laena mengaku lelah dengan tudingan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang menyatakan dirinya "pemeras" perusahaan BUMN.

"Saya lelah dengan tudingan itu semua dan saya akan memberikan pernyataan apa adanya kepada seLuruh media," kata Idris, Kamis.

Politisi yang berencana bakal maju sebagai calon Gubernur Riau periode 2013-2018 ini mengaku sangat kecewa dengan pernyataan Dahlan yang menurutnya terkesan mempermalukan nama baik keluarganya.

Idris mengaku sebelumnya sempat tidak merespon berbagai pertanyaan wartawan terkait tudingan tersebut dengan alasan tengah mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak mengeluarkan pernyataan yang "salah kaprah".

"Saya akan menghadapinya (tudingan tersebut) apabila memang benar dan Pak' Dahlan memiliki bukti-buktinya. Saya juga telah menyiapkan segalanya untuk saya sampaikan ke Badan Kehormatan (BK)," katanya.

Idris mengaku dirinya sangat mengapresiasi langkah Dahlan Iskan untuk membersihkan BUMN. Namun pernyataan tentang adanya upeti dari BUMN yang ia terima, Idris membantahnya.

"Silahkan diadukan, tapi jangan asal sebut karena dampaknya adalah pencemaran nama baik bagi keluarga saya," katanya.

Idris menegaskan tidak benar dirinya pernah memeras sejumlah perusahaan BUMN baik itu PT Garam dan PT PAL seperti yang dituduhkan Dahlan saat bertemu BK DPR di Jakarta pada Senin (5/11).

"Untuk itu, saya akan mencoba mengklarifikasi lewat sejumlah media, baik televisi dan media cetak serta radio," katanya.

Idris mengaku tengah dalam perjalanan menuju Gedung TV One di Jakarta guna mengklarifikasi isu yang menyatakan dirinya "pemeras" BUMN.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement