REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) tak sepenuhnya menyetujui tiga proyek yang diajukan DPR senilai Rp 8,6 miliar akhir tahun ini. Pasalnya, hal itu dikhawatirkan sebagai bagian birokrasi kesekjenan DPR.
"Saya khawatir ini strategi menghabiskan anggaran yg sudah jadi kebiasaan birokrasi. Ujungnya DPR secara kelembagaan yang kena cela lagi," ujar Sekretaris FPAN Teguh Juwarno, Jumat (9/11).
Birokrasi inipun, menurutnya, dapat memperburuk pandangan masyarakat pada DPR secara lembaga. Untuk itu, pihaknya telah meminta BURT FPAN untuk meneliti hal ini lebih lanjut. Karena, minimnya waktu pelaksanaan yakni, satu bulan.
"Kita sudah minta BURT FPAN untuk meneliti hal ini, apalagi dengan sisa waktu yang hanya satu bulan ini apakah bisa diserap semua," tambahnya.
Teguh menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya menyetujui rencana perbaikan toilet. Karena, menurutnya telah banyak toilet yang mengalami kerusakan baik di ruang anggota dewan maupun fraksi.
Diapun mengaku bahwa dirinya sebagai salah satu anggota dewan yang sering melapor pada Sekjen maupun BURT. Teguh juga mengusulkan agar anggaran perbaikan toilet dianggarkan setiap tahun. Jadi jika ada yang mengalami kerusakan bisa langsung diperbaiki secepatnya secara berkala. Hal ini juga dapat menghindari munculnya anggaran dengan nilai bombastis yang dapat mengundang kritik masyarakat.
Namun, dia tidak setuju dengan proyek pagar pembatas yang senilai Rp 1 miliar. Sebab, menurutnya, pagar selama ini masih kokoh dan bagus.
Seperti diketahui, DPR hendak melakukan lelang akhir tahun yang melibatkan tiga proyek dengan kebutuhan total kebutuhan dana Rp 8,6 miliar yang berasal dari APBN 2012. Proyek itu terdiri dari perbaikan pagar (Rp 1 miliar), perbaikan toilet (Rp 1,4 miliar), dan perbaikan 192 ruang kerja anggota (Rp 6,2 miliar). Pemenang tender diharapkan bisa diumumkan di minggu ke tiga bulan ini.