REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Liga Arab menyambut positif pembentukan koalisi oposisi Suriah yang baru terbentuk. Namun organsasi negara Timur Tengah tersebut belum sepenuhnya menganggap kelompok tersebut sebagai wakil rakyat Suriah. Para menteri luar negeri anggota Liga Arab menggelar pertemuan dengan Presiden Koalisi Oposisi Suriah, Maath Al-Khatib dan tokoh oposisi George Sabra di Kairo Senin (12/11).
Liga Arab mendukung pembentukan koalisi oposisi. Meski demikian, Liga tak dapat menyatakan sikap apakah kedepan koalisi tersebut menjadi satu-satunya suara masyarakat Suriah yang sah.
"Dewan Kementerian Liga Arab menyambut kesepakatan bahwa kelompok-kelompok oposisi Suriah bergabung dalam koalisi ini. Para Menteri mendesak organisai regional dan internasional untuk mengakui itu sebagai perwakilan yang sah bagi aspirasi rakyat Suriah dan menyebutnya sebagai seorang wakil yang sah dan negosiator utama dengan Liga Arab," ujar Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Hammad bin Jassim saat membacakan hasil pertemuan di Kairo Senin malam.
Meski Liga Arab mendesak pengakuan bagi koalisi oposisi, namun belum terjadi kesepakatan di dalam internal organisasi. Liga Arab masih ragu-ragu menyatakan dukungan mengingat beberapa negara Arab masih memilih bersekutu dengan rezim Bashar Al-Assad. Negara Arab tersebut, seperti Irak dan Aljazair belum mengakui koalisi oposisi.
"Keberatan dokumen datang dari Irak dan Aljazair. Keberatan Irak tak jelas, adapun Aljazair meminta waktu sebelum Liga Arab memulai dialig dengan koalisi oposisi. Aljazair keberatan dengan koalisi tersebut karena didalamnya tak mewakili semua kelompok oposisi," ujar salah seorang pejabat Liga Arab.
Tak hanya Irak dan Aljazair, Lebanon pun dikabarkan menolak untuk berpartisipasi dalam keputusan liga terkait Suriah. Pejabat Liga Arab tersebut mengatakan, partisipasi oposisi dalam pertemuan Liga Arab belum dapat dinyatakan sah. Pasalnya, hal tersebut dapat memicu perpecahan di anatara 22 negara anggota liga.
Sementara itu, enam negara dewan kerja sama negara teluk telah menyatakan koalisi oposisi (GCC) sebagai wakil sah rakyat Suriah. Keenam negara yang menganut sunni tersebut terdiri atas Kuwait, Bahrain, Arab Saudi, Qatar, Oman dan Uni Emirat Arab.