Sabtu 17 Nov 2012 21:31 WIB

KISPA Minta Pemerintah Kecam Serangan ke Gaza

Rep: Riana Dwi Resky/ Red: Dewi Mardiani
 Sejumlah wanita dan anak-anak mengumpulkan barang-barang dari rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya sebelah Utara Jalur Gaza, Sabtu (17/11).  (AP/Hatem Moussa)
Sejumlah wanita dan anak-anak mengumpulkan barang-barang dari rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya sebelah Utara Jalur Gaza, Sabtu (17/11). (AP/Hatem Moussa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komite Indonesia Solidaritas Untuk Palestina (KISPA), Fery Nur, mengatakan, saat ini suasana di Gaza sangat mencekam. Seorang relawan Indonesia mengontak staf KISPA dan memohon bantuan negara-negara internasional umumnya dan Indonesia pada khususnya untuk mendoakan rakyat Palestina yang menjadi korban.

Menurut laporan, banyak yang telah meninggal mulai dari anak-anak dan wanita. Mereka sangat membutuhkan berbagai kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, kasur dan selimut. ''Terlebih lagi karena musim dingin akan segera datang'', ujarnya saat dihubungi, Sabtu (17/11).

Fery Nur menambahkan, pemerintah harus mengecam serangan brutal Israel yang telah merenggut banyak korban jiwa terutama anak-anak yang tidak berdosa. Pemerintah juga harus menyerukan kepada pejabat Indonesia untuk segera datang ke Gaza sebagaimana yang dilakukan oleh Perdana Menteri Mesir dan PM Tunisia yang telah berada di Rafah, kota di Palestina yang terletak di Jalur Gaza, di perbatasan dengan Mesir.

Selain kepada pejabat, pemerintah juga seharusnya menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk senantiasa mendoakan rakyat Gaza yang sedang menderita dan menyerukan kepada seluruh elemen Islam untuk melakukan aksi solidaritas kepada Palestina seperti yang telah dilakukan di Amerika, Kanada, Australia, Inggris, Turki, Suriah bahkan Korea.

''Indonesia juga harus melakukan tekanan kepada Israel untuk menghentikan serangannya kepada rakyat Gaza,'' ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement