Selasa 20 Nov 2012 17:08 WIB

AS Halangi PBB Kutuk Israel

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat (AS) sengaja menutup peluang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk tidak megeluarkan pernyataan mengutuk eskalasi kekerasan yang terjadi di Gaza. Rusia mengatakan, Dewan Keamanan tidak lagi punya mulut untuk mengecam tindakan sepihak apalagi mendukung ke arah penyelesaian konflik.

"Bagi saya ini ada semacam pelucutan atau perampokan (kewenangan),'' Duta Besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin, mengatakan demikian, seperti dikutip kantor berita Reuters, Senin (19/11). Rusia menghendaki agar DK PBB punya suara keberpihakan yang adil menanggapi serangan di Gaza dan menempatkan di jalur resolusi.

DK PBB mengadakan pertemuan mendadak di New York, Senin (19/11) untuk mengambil sikap dan sebuah resolusi sementara negosiasi di Kairo berlangsung. Sejumlah utusan negara anggota pesimistis kesepakatan akan mudah dituliskan hanya dalam waktu sehari. Pertemuan itu diwarnai dengan pernyataann saling memihak.

Tentunya sekutu dari Israel beralasan serangan tersebut harus terlebih dahulu dikecam, mengingat serangan roket tersebut adalah pemicu utama. Moskow menggariskan rancangan pernyataan setidaknya merangkum tiga poin penting di dalamya, di antaranya mengakhiri kekerasan dengan menegosiasikan gencatan senjata. Menyusul adanya dukungan internasional dan regional untuk menyelesaikan krisis secara damai, dan agar pembicaraan damai antara Palestina dan Israel pada masalah yang lebih luas kembali digelar.

Moskow menghendaki agar pernyataan DK PBB selaras dengan yang dilakukan negara-negara utusan di Mesir untuk mengambil peran mediasi yang baik di wilayah konflik itu. Setidaknya saat Selasa (20/11) sore waktu setempat, pernyataan menuju resolusi tersebut dapat dinyatakan.

Duta Besar AS di PBB, Susan Rice menanggapai hal tersebut. Dia menerangkan upaya mediasi akan ditempuh dari semua saluran. Presiden Barack Obama bersama Menlu Hillary Clinton terang dia gencar melakukan pembicaraan jarak jauh dari Asia bersama pemimpin negara-negara arab.

Susan mengatakan tidak dapat menyimpulkan satu keputusan yang tidak melibatkan kepentingan negara lain. "Itu sangat penting," dia mengatakan demikian. Menurut dia setiap tindakan DK PBB harus membawa prospek yang kuat untuk menghentikan serangan dari semua pihak. "Itu adalah tujuan kami," dia menambahkan, seperti dikutip Washington Post, Senin (20/11).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement