Rabu 21 Nov 2012 00:09 WIB

Sopir Angkot Mogok, Tukang Ojek Girang, Kenapa Ya?

Red: Endah Hapsari
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Tukang ojek saat ngetem di pangkalannya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Aksi demo besar-besaran dan mogok operasi yang dilakukan awak angkutan umum di ibu kota tampaknya mendatangkan rezeki tersendiri bagi para tukang ojek. Sebab, karena tidak ada angkutan umum yang beroperasi, terpaksa para penumpang beralih menggunakan ojek demi sampai ke tempat tujuannya.

Seperti dirasakan Mulyana Yusuf (39 tahun), salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di Jl Permai Lorong 104 Timur, Koja, Jakarta Utara. Menurutnya, aksi mogok yang dilakukan para awak angkutan umum membuat penghasilannya sebagai tukang ojek pada hari ini meningkat cukup signifikan. "Alhamdulillah, hingga tadi siang saja saya sudah memperoleh untung hingga Rp 150 ribu. Padahal kalau hari biasa, sampai siang paling hanya dapat Rp 30 ribu," ujar Yusuf.

Meski hari ini banyak para sopir angkutan yang mogok beroperasi, namun dikatakan Yusuf, dirinya tidak lantas menaikkan tarif ojek secara sepihak. "Tarif ojek sama saja seperti biasanya. Kami tidak memanfaatkan momen ini dengan cara menaikkan tarif, karena jika hal tersebut dilakukan tentu para penumpang akan beralih ke tukang ojek lainnya," kata Yusuf.

Hal yang sama juga dirasakan Nurohman (39). Tukang ojek yang mangkal di Jl Anggrek Koja ini mengaku hingga siang tadi sudah memperoleh penghasilan sebesar Rp 100 ribu. Padahal, kalau hari biasa hingga siang hari, penghasilannya hanya Rp 25 ribu saja. "Kalau aspirasi saya, saya ingin pemerintah juga membatasi keberadaan angkot di Jakarta serta tidak menambah trayeknya. Dengan begitu, penumpang ojek juga akan ramai," katanya.