REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hilangnya pendapatan akibat pembatalan perjalanan kereta api listrik karena ada longsor tidak hanya dialami Stasiun Besar Bogor. Tetapi, juru parkir di sekitar stasiun juga ikut kehilangan pendapatan.
"Ya, sudah jelas tidak ada pendapatan karena tidak ada keberangkatan di Stasiun Bogor. Semua penumpang pindah ke Bojong," kata pengelola parkir di Stasiun Besar Bogor, Ramli, Kamis.
Pemandangan mencolok terlihat di depan stasiun yang biasanya dipadati oleh ratusan kendaraan sepeda motor yang terparkir tersebut. Namun, sejak Kamis pagi, pemandangan tidak seperti biasanya terjadi. Parkir sepeda motor terlihat sepi dari motor.
Ramli mengatakan rata-rata sehari ia menerima parkir 200 motor. Dimana satu kali parkir dibayar Rp 3.000. Itu berarti Ramli bisa meraup pendapatan Rp 600 ribu per hari.
Ramli mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Apalagi, Stasiun Besar Bogor baru akan memberangkatkan kereta terhitung tiga hingga tujuh hari kedepan.
"Banyak sabar aja, mau diapain juga. Pasrah saja,'' katanya. ''Karyawan tetap saya gaji Rp 50.000 sehari plus makan dan rokoknya.''
Sementara itu, keuntungan justru dirasakan oleh sopir angkutan kota dan ojek. Mereka mendapat limpahan penumpang yang ingin berangkat dari Stasiun Bojong.
Sopir angkot menaikkan penumpang penuh dari Stasiun Bogor dengan tarif Rp 10.000 per orang. Tukang ojek tidak mau kalau. Untuk satu kali tarik, mereka meminta tarif Rp 60.000 hingga Rp 70.000.