REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK, JAWA BARAT -- Produksi film di Indonesia terus menunjukkan grafik meningkat tiap tahunnya. Peningkatan ini juga dibarengi dengan perbaikan kualitas cerita.
Namun film sebagai salah satu media untuk menyampaikan informasi (budaya), tidak melulu masalah produksi film. Lebih luas, perfilman di Indonesia juga menyangkut masalah Sumber Daya Manusia, Perlindungan Hak Intelektual, Infrastruktur Teknologi yang belum optimal, iklim usaha, kebijakan pemerintah dan masih banyak lagi.
"Untuk itu wartawan, khususnya wartawan film wajib mengkritisi apa yang terjadi di perfilman Indonesia. Wartawan harus dapat memainkan perannya terhadap perbaikan di dunia film," ujar Teguh Imam Suryadi selaku Ketua PWI Jaya Seksi Film & Budaya saat membuka Workshop Wartawan bertajuk "Seni Rupa Dalam Film Era Digital", Sabtu (24/11) pagi.
Workshop yang akan digelar hingga Ahad (25/11) akan menghadirkan sejumlah pembicara, seperti Irman Gusman (Ketua DPD RI), Yudi Datau (Kameraman peraih Piala Citra FFI, Berthy Ibrahim Lindia (Ketua Organisasi KFT), Chand Parwez Servia (Produser), Drs Syamsul Lussa MA (Dirjen Ekraf Berbasis Senbud Kemenparekraf) dan Djonny Sjafruddin SH (Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia).
Hadir juga Adisoerya Abdi (Pengamat Film), Alex Kumara (Praktisi Pertelevisian) dan Akhlis Suryapati (Anggota Lembaga Sensor Film).
"Workshop ini diikuti sekitar 47 wartawan dari media cetak, online dan elektronik," demikian Teguh.