REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza, merupakan babak baru dalam perjuangan Palestina menuju kemerdekaan.
Karena pada akhirnya, Israel mengakui Hamas sebagai satu kekuatan politik utama di Palestina. Hal itu diutarakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Kerjasama Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi saat berbincang dengan ROL, Selasa (27/11).
Menurut Kiai Muhyiddin, bila melihat perkembangan itu, tentu Hamas harus bersikap diplomatis. Sikap itu juga didukung keaktifan Hamas menggandeng Fatah, untuk bersama-sama mengumpulkan dukungan terhadap usaha Palestina meraih keanggotaan penuh PBB.
"Saya kira, dukungan Hamas terhadap keanggotaan Palestina di PBB, merupakan sikap cerdas. Ini sekaligus menjadi isyarat tidak adanya masalah antara Hamas dan Fatah," kata dia.
Karenanya, Kiai Muhyiddin menilai persatuan antar kedua perlu dijaga. Sebab, berhadapan dengan Israel perlu mengedepankan rasa persatuan.
"Harapannya, dukungan Hamas ini tidak hanya bersifat sikap politik saja tetapi juga ada langkah konkret ke depan," ucap dia.