Jumat 30 Nov 2012 23:05 WIB

Menkes No Toleransi terhadap Stigma AIDS

Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi
Foto: Antara
Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menegasksn tidak memberi i toleransi terhadap stigma kepada penderita HIV/AIDS. Apalagi bila dilakukan oleh petugas kesehatan di manapun.

"Saya 'zero tolerance' kepada stigma. Kalau ada petugas kesehatan yang masih melakukan ini, kasih tahu saya, kami beri tindakan," kata Menkes dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (30/11).

Penanggulangan HIV/AIDS merupakan salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDG) yang belum dapat tercapai dengan penularan yang masih terjadi dan ada pergeseran penularan dari penggunaan jarum suntik narkoba menjadi hubungan seks.

"Saat ini penggunaan kondom menurun sementara orang dengan seks berisiko meningkat," kata Menkes mengenai pergeseran penularan tersebut. Pada 2012, pola penularan tertinggi yaitu melalui transmisi seksual sebesar 81,8 persen diikuti oleh penularan akibat penggunaan alat suntik tidak steril sebesar 12,4 persen.

Berdasarkan jenis kelamin, penderita kasus AIDS adalah 61,8 persen laki-laki dan 38,1 persen perempuan. Terjadi peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS pada perempuan yang tidak berperilaku seksual beresiko tinggi namun tertular dari pasangan tetapnya (suami) yang berperilaku seksual beresiko tinggi.

Kondisi ini menurut Menkes amat memprihatinkan. Kerentanan perempuan terhadap HIV, ujar Menkes, lebih banyak disebabkan ketimpangan gender yang berakibat pada ketidakmampuan perempuan untuk mengontrol perilaku seksual atau menyuntik narkoba dari suami atau pasangan tetapnya.

"Laki-laki itu penentu, mau pakai kondom atau tidak. Posisi tawar perempuan sangat rendah untuk ini. Ini masalah ketimpangan gender," kata Menkes.

Oleh karena itu, dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2012, Kementerian Kesehatan mengangkat tema "Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS" serta menyosialisasikan slogan "Stop AIDS melalui Kesetaraan Gender untuk Menghapus Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi".

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement