REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Bentrokan sengit antara kelompok-kelompok bersenjata berat di Somalia menewaskan sedikitnya 26 orang dalam perselisihan menyangkut daerah penggembalaan dan air, demikian laporan AFP mengutip sejumlah pejabat.
"Ada banyak korban, laporan-laporan awal menyebutkan 26 orang tewas," kata Mohamed Abdi Shire, seorang komandan senior milisi Ahlu Sunna di Somalia tengah, yang menguasai wilayah itu.
Bentrokan meletus Sabtu di daerah Galgadud, Somalia tengah, di sekitar desa-desa Marer and Balalder, katanya. Orang bersenjata dan warga sipil dikabarkan termasuk diantara mereka yang tewas dan cedera dalam bentrokan antara gerilyawan dari kelompok-kelompok bersaing Saleban dan Duduble.
"Kami menerima 18 korban cedera sejauh ini, tiga dari mereka dalam keadaan serius," kata Ali Dahir, kata seorang dokter di rumah sakit utama di daerah berdekatan Adadao.
Bentrokan biasa terjadi antara kelompok-kelompok suku yang bersaing, khususnya menyangkut daerah penggembalaan dan air untuk ternak.
"Atas nama pemerintah Somalia, saya meminta kedua kelompok suku menghentikan pertumpahan darah ini," kata Menteri Dalam Negeri Somalia Abdikarim Hussein Guled di ibu kota negara itu, Mogadishu.
Bentrokan itu tidak terkait dengan Al-Shabaab, milisi garis keras yang kini diperangi oleh pasukan Uni Afrika yang berkekuatan 17.000 orang, pasukan Ethiopia dan pasukan pemerintah Somalia.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.