REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prosesi pencabutan nomor urut calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilukada DKI, Sabtu malam, berlangsung meriah Hasil penetapan nomor urut yang telah ditetapkan oleh KPU DKI bersifat mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.
Para cagub dan cawagub menyambut baik nomor urut yang didapat dengan mengatakan nomor urut mereka adalah nomor yang terbaik.
Fauzi Bowo merasa puas atas hasil penetapan bomor urut yang diraihnya. "Semoga ini menjadi jalan untuk kemenangan kami," ungkap Fauzi Bowo usai penentuan nomor.
Sementara pasangan independen, Hendardji Soepanji menganggap nomor dua sebagai simbol kedamaian. Sebab dengan menggunakan perlambang jari telunjuk dan jari tengah memiliki arti kedamaian (victori).
"Sebetulnya sudah banyak pihak menduga kami berada di posisi nomor urut dua yang menunjukkan kami lolos ada putaran kedua nanti," ungkap purnawirawan TNI AD ini.
Begitu juga pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang meraih nomor urut ketiga. Walikota Surakarta ini berpendapat, nomor tiga lebih mudah memakai jargon perihal pencalonannya, yakni kata metal yang berarti menang total.
"Kami menang total di Pilkada DKI dengan hasil metal, menang total," tuturnya. Ke depan, Joko bersama Ahok turun ke tengah masyarakat meraih dukungan warga. "Apalagi saat ini elektabilitas kami cenderung naik," terangnya.
Sedangkan Alex Noerdin bersama Nono Sampono menuturkan, nomor urut enam bagus. Alex mengaku dirinya cukup mengacungkan jempol atau menggunakan kepalan dan mengeluarkan jempol. "Saya puas dengan semua ini," ungkapnya.
Sedangkan Hidayat Nurwahid mengucap alhamdulillah atas perolehan nomor urut keempat. Ia menjelaskan. angka empat memiliki filosofi empat mata angin.
"Hidayat dan Didik diterima semua pihak, semua kalangan masyarakat, Karena kita diterima semua kalangan, insya Allah kita akan kembali memenuhi komitmen kepada warga," katanya.