REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral PPP, Romahurmuzy mempertanyakan metodologi survei yang dilakukan Indobarometer baru-baru ini terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Menurut Romy (sapaan akrabnya) yang selalu menjadi persoalan dari survei apakah dilakukan dengan metode random sampling apa tidak.
"Yang jadi persoalan survei kan pengambilan sampelnya, bener-bener random sampling apa proposional. Bisa jadi yang diambil dari daerah tertentu atau etnis tertentu yang selama ini menjadi basis Foke-Nara," ujar Romi saat dihubungi ROL.
Romi juga mengatakan, kadang survei berfungsi sebagai alat propaganda. Namun Romi mengaku optimis pasangan Alex-Nono akan melaju ke putaran kedua karena internal tim sendiri memiliki pegangan survei yang tidak dipublikasikan.
Romi menambahkan, dari hasil beberapa kali survei sebelumnya pasangan incumbent masih sulit menang dalam satu putaran. Sehingga PPP optimis, dengan waktu yang tersisa Alex-Nono akan mendapatkan posisi dua besar.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam survei Indobarometer yang dipublikasikan, Rabu (23/5) pasangan Alex-Nono hanya mendapatkan 5.7 persen, tertinggal jauh dengan pasangan incumbent yang mendapat keterpilihan 49,8 persen.