REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rhoma Irama menegaskan, ia tidak perlu meminta maaf. Atas isi ceramahnya yang diduga berbau suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
"Saya tidak perlu minta maaf, karena saya merasa tidak bersalah. Saya juga tidak perlu islah, karena saya tidak bermusuhan dengan siapapun," ujar Rhoma, di kantor Panwaslu DKI, Jakarta, Senin (5/8).
Raja dangdut ini menjelaskan, ayat Alquran yang ia kutip dalam ceramahnya merupakan kebenaran yang harus ia sampaikan. Ia mengelak, ceramah tersebut sebagai bentuk kampanye. Sebagai mubaligh, ia merasa wajib mengabarkan kepada sesama umat Islam.
Bahwa dilarang memilih dan mengikuti pimpinan non Islam. Tetapi, dikatakannya, perintah tersebut berlaku dalam konteks memilih pemimpin bagi umat Islam.
Panwaslu DKI hari ini memanggil kembali Rhoma setelah pada Jumat (3/8) lalu, Rhoma Irma tidak memenuhi panggilan tersebut. Sebelumnya, dilaporkan Rhoma menyampaikan ceramah di masjid Al Isra Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (28/7) lalu. Ia diduga menyampaikan ceramah berbau SARA dan memojokkan pasangan calon tertentu.