REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menambah pasukan untuk mengamankan jalannya pemilukada DKI Jakarta putaran kedua. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya gesekan yang mungkin terjadi pada pemilukada putaran kedua mendatang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, mengatakan, untuk putaran kedua, Polda Metro Jaya menyiapkan 16.605 personil. "Terdiri dari gabungan Polda 4.427, gabungan Polres 7.397, BKO Kor Brimob Polri 2.100, BKO Gabungan staf Mabes Polri 505, dan BKO TNI Kodam Jaya 2.200 personel," ujarnya, Jumat (7/9).
Rikwanto menjelaskan, awalnya jumlah personel yang diturunkan sebanyak 11.755, namun untuk memaksimalkan keamanan, maka jumlah personil ditambah menjadi 16.605. Hal tersebut karena di putaran kedua kemungkinan terjadi gesekan yang lebih besar, sehingga jumlah personel ditambah.
Rikwanto menampik penambahan personel tersebut ada kaitannya dengan penemuan bom rakitan di Tambora. Dia menegaskan adanya penangkapan pelaku terorisme di wilayah hukum Polda Metro Jaya, seperti Depok dan Tambora tidak ada kaitannya dengan pemilukada.
Lebih lanjut, Rikwanto mengatakan untuk mengamankan pemilukada DKI, pihaknya lebih mengedepankan aksi preventif, didukung dengan preemtif, peran intelijen dan penegakan hukum terhadap para pelaku kejahatan. "Meski tidak ada kaitannya dengan pemilukada, tapi kami akan terus meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi munculnya aksi sabotase dan terorisme yang mungkin terjadi," kata Rikwanto.
Selain itu, pihak kepolisian juga akan menggelar Operasi Mantap Praja mulai pekan depan. Operasi tersebut digelar untuk mengantisipasi adanya gangguan kamtibmas pada pemilukada putaran kedua mendatang. "Kami harap semua pihak bisa ikut serta mengamankan jalannya pilkada dan situasi Jakarta tetap kondusif," ujar Rikwanto.