REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretariat Bersama (Sekber) Golongan Karya meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan. Mereka meminta SBY menghentikan Pilkada DKI Jakarta karena telah melahirkan isu-isu suku, agama, ras, dan ntargolongan (SARA) yang meresahkan masyarakat.
"Jadi kalau sudah membawa isu SARA seperti ini, nanti siapapun yang menang itu bisa menyulut pertikaian. Ini yang kami khawatirkan," ujar Ketua DPN Sekber Golongan Karya, Zulkifli S Ekomei, di Jakarta, Selasa.
Isu SARA yang dijadikan bahan kampanye para calon, kata Zulkifli, telah memecah belah masyarakat Jakarta. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi benih konflik di masyarakat apapun hasil pilkada nantinya.
Zulkifli menambahkan pola pilkada seperti itu merupakan sebuah kemunduran bagi proses pembelajaran demokrasi di Indonesia. Sehingga, harus ada intervensi dari pemerintah pusat untuk menghentikan proses ini.
"Jika dibiarkan terus berlanjut, ini adalah sebuah kemunduran yang sangat jauh ke belakang bagi bangsa kita,'' katanya. ''Sumpah Pemuda 1928 telah mengenyampingkan dan mengakui tidak ada perbedaan suku, ras dan agama dalam membangun kehidupan berbangsa. Malah sekarang masih ada pihak-pihak yang menggunakan isu SARA sebagai jargon kampanyenya."