REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa satu suara menyatakan kecaman terhadap Israel atas rencana pemukiman Israel di tanah Palestina. Ini adalah pernyataan terbaru Benua Biru setelah sebelumnya masing-masing negara melakukan protes serupa. Uni Eropa berkomitmen untuk menjadi pemantau dan mengawasi tindakan sepihak Zionis Israel terhadap Negara Palestina.
''Uni Eropa sangat kecewa. Kami (Uni Eropa) menentang kengototan Israel untuk memperluas pemukiman,'' demikian pernyataan bersama para menteri luar negeri negara-negara anggota dalam pertemuan di Brussels, Belgia, Senin (10/12), seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (11/12).
Uni Eropa juga menghendaki agar Palestina bersedia melakukan negosiasi perdamaian dengan Israel untuk kesepakatan dua negara. Israel mengumumkan untuk kembali membangun 3.000 unit rumah di wilayah pendudukan, tepatnya di Yerusalem Timur (Madinatul Quds) dan Tepi Barat. Wilayah tersebut adalah tanah Palestina namun diokupasi paksa oleh Israel.
Tel Aviv bermaksud untuk membelah kawasan Tepi Barat menjadi dua wilayah yang terpisah. Israel mengumumkan rencana tersebut sehari setelah Palestina mendapatkan pengakuan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Rencana Israel tersebut mendapat rekasi keras dari internasional. Bahkan sekutu utama Negara Yahudi tersebut, Amerika Serikat (AS) mengecam tindakan sepihak itu. Menteri Luar Negeri Swedia, Carl Bildt mengatakan, Israel telah dengan sendirinya merusak perdamaian dan kepercayaan Uni Eropa.
''Uni Eropa menegaskan kembali bahwa pemukiman Israel adalah ilegal berdasarkan hukum internasional dan merupakan hambatan bagi perdamaian," katanya menambahkan, seperti dilansir The Internasional News, Selasa (11/12).
Kepada Reuters dia mengatakan, Israel secara terang-terangan tidak lagi menghargai upaya perdamaian yang digagas Uni Eropa. Kecaman Uni Eropa merupakan suara aklamasi dari kelompok 27 negara di Benua Eropa. Sebelumnya beberapa negara inti organisasi regional ini, seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Swedia menyatakan protes dengan memanggil Duta Besar Israel di negara masing-masing.
Aklamasi Uni Eropa kali ini mendapat kritik tajam dari Tel Aviv. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan konklusi Uni Eropa adalah standar ganda. Netanyahu malah balik mengecam pernyataan dengan mengatakan kontribusi kosong Uni Eropa dalam upaya perdamaian Israel dan Palestina.
"Kami tidak bisa terima pernyataan internasional yang mengecam Israel pemukiman Yahudi di ibu kota milik kami. Tapi ketika Palestina menyerukan penghancuran Israel kemana internasional. Kemana Uni Eropa,'' Netanyahu mengatakan demikian, seperti dilansir laman Newsday, Senin (10/12).