Rabu 12 Dec 2012 19:35 WIB

Waspadai Peningkatan Utang Luar Negeri Swasta

Menkeu Agus Martowardojo
Menkeu Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemangku kepentingan dalam industri keuangan diharapkan ikut mewaspadai peningkatan utang luar negeri swasta. Utang luar negeri yang banyak berpotensi menyebabkan krisis.

Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menjelaskan, lemahnya pengawasan terhadap posisi utang luar negeri swasta pernah terjadi sebelumnya. "Sehingga menjadi penyebab krisis perekonomian global pada 2008," ujarnya, Rabu (12/12).
Oleh karena itu, Menkeu mengingatkan para pelaku perbankan untuk menjaga pasar valas yang saat ini masih rentan terhadap datangnya krisis. "Pasar valas kita juga tipis. Pada 2008 kita hampir terkena krisis karena situasi seperti itu, tolong sekarang diperbaiki," ujarnya.

Mereka pun diminnta untuk terus mengingatkan para nasabah mereka agar menyimpan devisa hasil ekspor di Indonesia. Ini sebagai antisipasi supaya pasar valas tidak mudah bergejolak. "Jangan sampai hanya karena impor pesawat dan Bahan Bakar Minyak (BBM) pasar sudah goyang," ujarnya.

Menurut dia, pembenahan dalam berbagai sektor ini akan meningkatkan kinerja industri perbankan. Selanjutnya, dalam jangka panjang dapat mendorong ketahanan pasar finansial Indonesia dari krisis global. "Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus mendorong kinerja perbankan dan sektor finansial karena pangsa pasar perbankan mencapai 70 persen dari sistem finansial," katanya.

Menkeu mengatakan, salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sektor finansial adalah mengembangkan pasar obligasi korporasi yang nilainya masih rendah di Indonesia. "Kalau mau tumbuh, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan perbankan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement