REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemangku kepentingan dalam industri keuangan diharapkan ikut mewaspadai peningkatan utang luar negeri swasta. Utang luar negeri yang banyak berpotensi menyebabkan krisis.
Mereka pun diminnta untuk terus mengingatkan para nasabah mereka agar menyimpan devisa hasil ekspor di Indonesia. Ini sebagai antisipasi supaya pasar valas tidak mudah bergejolak. "Jangan sampai hanya karena impor pesawat dan Bahan Bakar Minyak (BBM) pasar sudah goyang," ujarnya.
Menurut dia, pembenahan dalam berbagai sektor ini akan meningkatkan kinerja industri perbankan. Selanjutnya, dalam jangka panjang dapat mendorong ketahanan pasar finansial Indonesia dari krisis global. "Pemerintah dan Bank Indonesia akan terus mendorong kinerja perbankan dan sektor finansial karena pangsa pasar perbankan mencapai 70 persen dari sistem finansial," katanya.
Menkeu mengatakan, salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan sektor finansial adalah mengembangkan pasar obligasi korporasi yang nilainya masih rendah di Indonesia. "Kalau mau tumbuh, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan perbankan," ujarnya.