Kamis 13 Dec 2012 12:46 WIB

Rithah al-Hamqa, Perempuan Pemintal Benang (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: erstarnews.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Rithah meratapi nasibnya. Dia menangis siang dan malam dan tidak mau keluar dari kamarnya. Dia juga menolak makan dan minum.

Suatu hari, tangannya meraih alat pemintal yang biasa digunakan oleh ibunya untuk memintal sutra.

Dengan jari-jarinya dia mulai memutar alat itu. Dia memintal sepotong bulu domba. Namun, setelah selesai memintal bulu-bulu tersebut, Rithah mengusutkannya lagi.

 

Esok harinya, Rithah membawa sekantong uang untuk membeli benang sebanyak-banyaknya. Dia juga menemui gadis-gadis untuk disuruhnya memintal. Mereka diberi upah masing-masing satu dirham setiap harinya. Setiap pagi gadis-gadis itu datang ke rumah Rithah. Rithah akan duduk di tengah-tengah mereka dan memintal bersama.

 

Pada malam hari, ketika gadis-gadis tersebut pulang, Rithah kembali sendirian. Matanya terpaku memandang bulu domba yang telah dipintalnya sambil bertanya-tanya dalam hati. “Untuk siapakah dia memintal? Apakah dia kekurangan harta. Padahal, Sukhr telah banyak mencuri hartanya tetapi hartanya masih banyak juga.”

Apakah dia menenunnya untuk membuat pakaian? Untuk siapa pakaian itu? Untuk dirinya, agar dia dapat berhias diri? Tetapi, untuk siapa dia berdandan? Untuk suaminya? Bukankah suaminya telah menipu? Untuk anaknya? Bukankah dia tak mempunyai anak? Kalau begitu, untuk siapa?”

Pertanyaan-pertanyaan itu seolah-olah petir yang memekakkan kedua telinganya. Tanpa disadari, dia menjulurkan kedua tangannya meraih benang-benang yang telah dipintalnya sepanjang hari itu, kemudian menceraikannya kembali satu persatu.

Esoknya Rithah menyuruh gadis-gadis itu memintal kembali. Lalu, malamnya Rithah kembali menghancurkannya. Begitu terus setiap hari. Hingga Rithah meninggal. Kesepian ternyata telah membuat mentalnya terganggu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement