REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK-PBB) tidak merumuskan sanksi untuk Korea Utara yang nekat meluncurkan roket jarak jauhnya. Peran Cina di DK-PBB diduga menjadi batu penjegal rumusan sanksi tersebut.
Amerika Serikat (AS) cenderung hati-hati dengan pemberian sanksi baru atas peluncuran roket Unha yang berhasil menerbangkan satelit ke luar angkasa. AS dikabarkan mengalami kegamangan saat mencari ancaman yang tepat untuk Korut.
Rabu (12/12), Korut berhasil meluncurkan roket jarak jauhnya. Roket bernama Unha tersebut membawa satelit cuaca ke angkasa.
Peluncuran diyakini akan membawa ketegangan bagi kawasan di Semenanjung Korea dan Asia Pasifik. Internasional meyakini, keberhasilan Korut kali ini akan membuka jalan untuk uji coba nuklir.