REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan konstan di level 6,3 persen seperti tahun ini. Hal ini salah satunya disebabkan menurunnya impor.
Senior Country Economist Indonesia ADB, Edimon Ginting menyatakan, ekspor impor tahun depan akan berkontribusi positif. "Jika tahun ini ekspor Indonesia negatif di level delapan persen, maka tahun depan kontribusinya akan meningkat," katanya, Senin (17/12). Angka ekspor tahun depan akan meningkat, seiring dengan menurunnya angka impor.
Menurut Edimon, impor yang paling banyak menurun adalah impor konsumsi. Sebab nilai tukar yang terdepresiasi. "Makanya, ADB tak terlalu khawatir dengan masalah transaksi berjalan kita yang defisit tahun ini. Sebab itu bukan karena masalah struktural, tapi karena angka ekspor," ujarnya.
Selain nilai impor yang baik, investasi juga berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi tahun depan. "Pertumbuhan kredit domestik tahun ini sekitar 23 persen, namun pertumbuhan investasi mampu melampauinya hingga di atas 30 persen," ujarnya.
Selain itu, konsumsi masyarakat yang masih kuat menyumbang tiga persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB). Tingkat utang negara juga masih rendah dibandingkan PDB sehingga kontinuitas angka konsumsi tetap tinggi. Pemerintah pun masih ekspansif mengembangkan sektor-sektor dan kawasan ekonomi. Keempat,
Edimon menambahkan tingkat inflasi nasional di akhir tahun akan turun. Awalnya, ADB memperkirakan inflasi 2012 mencapai 4,4 persen. "Akhir tahun nanti, inflasi Indonesia menjadi 4,3 persen," katanya.