Senin 17 Dec 2012 20:37 WIB

Penembakan Connecticut, Saat Guru Jadi Pahlawan

Rep: Nur Aini/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang guru mengawal murid-murid di sekolah dasar Connecticut, usai insiden penembakan terjadi.
Foto: DAILY MAIL
Seorang guru mengawal murid-murid di sekolah dasar Connecticut, usai insiden penembakan terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID,CONNECTICUT--- Dalam insiden penembakan di SD Sandy Hook, Connecticut, Amerika Serikat, terselip cerita kepahlawanan para guru. Saat penembakan itu, ada enam guru  turut menjadi korban dalam insiden penembakan Jumat (14/12) lalu.

Psikolog di sekolah itu, Mary Sherlack dan seorang pembina, Dawn Hochsprung  berlari ke arah pria bersenjata.  yang menerobos pintu sekolah. Hochsprung berupaya menerjang si penyerang. Akan tetapi, dia pun  tewas saat menerjang pria yang belakang diketahui Adam Lanza tersebut. Seharlach juga dilaporkan tewas. 

Pekerja lain menyalakan interkom sekolah dan memperingatkan semua orang di gedung. Seorang penjaga berlari melalui lorong-lorong memberi peringatan bahaya. Seorang petugas juga membawa 18 anak-anak sambil berlutut untuk mencari ruang perlindungan di ruang penyimpanan. Dia kemudian memberi para siswa kertas dan krayon agar mereka tetap tenang.

Sepupu dari seorang guru, Victoria Soto mengatakan dia meninggal karena melindungi anak-anak dari serbuan peluru. "Para guru benar-benar fokus melindungi siswa mereka, " kata Inspektur wilayah, Janet Robinson seperti dikutip HuffingtonPost, Senin (17/12).

Soto dilaporkan menyembunyikan beberapa siswa di kamar mandi dan lemari. "Anda memiliki seorang guru yang peduli pada siswanya lebih dari dirinya sendiri, " kata Walikota Stratford, John Harkins. 

Guru lainnya, Theodore Varga mengatakan bunyi tembakan menggema di sekolah itu. Para penjaga berlari dan memberi peringatan. Semua orang dewasa yang meninggal adalah perempuan. 

Upaya yang dilakukan guru lainnya adalah mengunci pintu-pintu kelas dan memerintahkan anak-anak meringkuk di sudut atau bersembunyi di lemari. Sementara, bunyi tembakan terus menggema di dalam gedung.

Di dalam sebuah kelas, guru lainnya, Kaitlin Roig memasukkan 15 siswa dalam sebuah kamar madi kecil. Kemudian, dia meletakkan rak buku di belakang pintu. Dia mengatakan kepada siswanya untuk benar-benar diam. "Saya mengatakan ada orang jahat di luar sana sekarang. Kita di sini untuk menunggu orang-orang baik," kata dia.

Sementara itu, Clerk Maryann Jacob tengah berada di perpustakaan dengan 18 siswa kelas empat ketika penembakan terjadi. Dia menggiring para siswa menuju ke sebuah ruangan di perpustakaan. Namun, pintu tidak bisa dikunci. 

Mereka kemudian merangkak melintasi ruangan ke dalam ruangan penyimpanan, mengunci pintu, dan menghalangi pintu dengan lemari. Dalam insiden penembakan itu, 20 siswa dan enam guru tewas. Pelaku penembakan kemudian bunuh diri setelah melakukan aksinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement