Selasa 18 Dec 2012 14:39 WIB

Walah, Pilot Lalai Penyebab Tragedi Sukhoi?

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Citra Listya Rini
Sukhoi SuperJet 100, buatan Rusia
Foto: AP
Sukhoi SuperJet 100, buatan Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan mengakui adanya faktor keterlibatan manusia dalam tragedi jatuhnya Sukhoi Superjet (SSJ) 100 pada 9 Mei 2012 lalu. 

"Ya ada human factor, tapi ini bukan human error," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (18/12).

Tindakan lalai pilot yang memperbolehkan strategic buyer untuk masuk ke dalam cockpit (ruang pilot) menjadi salah satu contoh. Keberadaan strategic buyer ini membuat pilot tidak berkonsentrasi mengemudikan pesawat dan cenderung melakukan komunikasi yang tak terkait dengan penerbangan.

Tatang tidak menampik bahwa faktor pilot memang sangat mempengaruhi kecelakaan pesawat SSJ 100. Pesawat buatan Rusia itu juga tidak ada kerusakan sistem dari pesawat. Pasalnya, tepat sebelum tabrakan terjadi sistem peringatan Terrain Awareness Warning System (TAWS) masih sangat berfungsi. 

Bahkan sistem ini mengeluarkan peringatan dua kali yakni dengan mengeluarkan suara "Terrain Ahead Pull Up" dan diikuti enam kali "Avoid Terrain". "Sayangnya, Pilot in cockpit (PIC) mematikan (inhibit) TAWS tersebut karena berasumsi bahwa peringatan tersebut diakibatkan oleh database yang bermasalah," jelas Tatang.

Sementara itu, Pimpinan Tim Investigasi In Charge (IIC) Marjono Siwosuwarno mengatakan dari hasil pemeriksaan memori modul di black box pesawat, pihaknya tak menemukan adanya kerusakan sistem dalam pesawat. 

Meski black box yang terdiri dari Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) ditemukan dalam keadaan hangus, memori tetap bagus. CVR tersebut berisi dua jam rekaman percakapan selama di udara. Sedangkan FDR ditemukan pada 31 Mei dengan 150 jam rekaman dari 471 parameter. 

"Sebenarnya tabrakan bisa dihindari bila 24 detik sebelum tabrakan dilakukan recovery oleh pilotnya," katanya. Namun saat itu hal ini tak dilakukan pilot.

Tragedi pesawat SSJ 100 di tebing Gunung Salak, Jawa Barat, menewaskan sebanyak 45 orang. Mereka yang menjadi korban terdiri dari dua pilot, satu navigator, satu flight test engineer, serta 41 orang penumpang, terdiri dari empat orang personil dari Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC), satu orang personil dari pabrik mesin pesawat (SNECMA) dan 36 tamu undangan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement