REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengundang sejumlah tokoh yang mencalonkan atau dicalonkan sebagai presiden pada Pemiliha Umum (Pemilu) 2014 dalam Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) 2012.
Ketua Presidium ICMI, Nanat Fatah Natsir, mengatakan sejumlah tokoh tersebut sengaja diundang untuk menyampaikan visinya dalam membangun negara. "Dengan mengetahui visi mereka, ICMI mengajak masyarakat bisa berpartisipasi kritis dalam Pemilu," kata Nanat di Jakarta, Selasa (18/12).
Sejumlah tokoh politik yang diundang tersebut antara lain Megawati (PDIP), Hatta Rajasa (PAN), Jusuf Kalla, Prabowo (Gerindra), Abu Rizal Bakrie (Golkar), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), dan Mahfud MD.
Menurut Nanat, demokrasi politik di Indonesia sudah berkembang karena sudah mampu menyelenggarakan pemilihan presiden secara langsung. Tapi, kata dia, masih ada negatifnya, misalnya praktek money politik dimana-mana.
Nanat menyontohkan untuk menjadi gubernur butuh dana pencalonan sebesar Rp 100 miliar. Padahal, gaji dan tunjangan gubernur hanya sekitar Rp100 juta. "Jadi begitu berhasil jadi gubernur, malah mencari cara bagaimana kembalikan uang sponsor dan ada yang ambil dari APBD," ungkapnya.
Lantaran ada permasalahan itu, ICMI tidak berbicara terkait kekuasaan. Nanat menegaskan ICMI tidak mendukung salah satu calon presiden yang dijagokan. "Pertemuan ini undang calon-calon presiden agar rakyat dewasa, bukan kami dukung para calon," tegasnya.