REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan, surat yang dilayangkan Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tanjung kepada DPP, jangan dipersepsikan terjadi jarak antara Wantim dengan Aburizal Bakrie alias Ical. Meskipun isi surat itu mempertanyakan elektabilitas Ical yang rendah sebagai calon presiden.
"Apa yang dikhawatirkan Pak Akbar tentang Ical kami mengerti sekali. Tapi tidak perlu diperkembangkan antara Pak Akbar dan Ical. Seolah-olah dalam posisi berseberangan Beliau berdua tidak dalam posisi 'face to face' atau frontal," kata Priyo, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/12).
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan, surat yang disampaikan Akbar Tanjung sangat diapresiasi DPP Partai Golkar. Karena Wantim memang mempunyai kewenangan untuk memberikan saran.
Intisari surat tersebut, menurut Priyo, akan diambil sisi positifnya. Yakni mendorong DPP Golkar untuk mendorong terciptanya konsolidasi yang lebih keras untuk memobilisir seluruh elemen kepartaian dan organisasi sejajaran. Baik organisasi sayap dan pendiri, untuk meningkatkan elektabilitas Ical maupun elektabilitas partai.
Partai Golkar, lanjunya, tetap menargetkan elektabilitas partai mencapai 30 persen. Sehingga dengan sendirinya bisa mendongkrak elektabiliitas Ical. Target tersebut optimis bisa dicapai Golkar karena partai berlambang pohon beringin itu telah merencanakan konsolidasi yang hebat dan kuat.
"Pemilu 2014 ini ada harapan, sepertinya kami bisa mencapainya. Mesin konsolidasi harus bergerak. Meskipun partai lain juga melakukan hal yang sama," ungkap Priyo.